MENGKAJI PENDIDIKAN JARAK JAUH ERA NEW NORMAL

MENGKAJI PJJ ERA NEWNORMAL

MENGKAJI PENDIDIKAN JARAK JAUH ERA NEW NORMAL, PJJ merupakan  sistem pendidikan yang sedang di programkan oleh pemerintah pusat melalui kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan  mulai diterapkan di dunia pendidikan semua jenjang dari mulai sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.


Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui metode daring sebenarnya sudah di perkenalkan dan dipakai sejak dulu oleh Universitas Terbuka (UT), dan proses PJJ ini merupakan sistem yang sangat tepat dan sesuai bila dikaitkan dengan protokol kesehatan Covid-19 yang pada saat ini diterapkannya pembatasan fisik (physical distancing) yang bertujuan untuk mencegah penularan Covid-19. Melalui PJJ proses kegiatan belajar mengajar diharapkan akan tetap berlangsung dengan segala keterbatasannya tanpa perlu adanya tatap muka langsung dengan para siswa/siswi maupun para mahasiswa.

PJJ memang tidak akan sesempurna bertatap muka langsung dengan dosen, guru dan sesama pelajar/mahasiswa tersebut, akan tetapi cara seperti inilah yang harus dilakukan agar pendidikan di indonesia dapat berjalan. Dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) peran orang tua sangatlah penting dalam pembentukan karakter anak dalam belajar di rumah. Di sisi lain untuk para guru agar dapat melatih keterampilannya dalam memanfaatkan teknologi IT. Untuk jenjang Universitas untuk saat ini Kemdikbud menyediakan platform pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh perguruan tinggi melalui www.spada.kemendikbud.go.id.

PJJ bisa dilakukan dengan dua metode yaitu dengan metode luring bagi yang tidak mempunyai gawai/ ponsel pintar dengan seminggu atau dua minggu sekali datang kesekolah dengan meminta beberapa tugas kepada guru. metode yang kedua PJJ daring yang mengharuskan siswa mempunyai ponsel pintar lalu  PJJ melalui beberapa aplikasi yang ada seperti Whatsapp, zoom, website dan youtube.


Permasalahan Tentang PJJ Daring

  1. Masih adanya beberapa daerah yang belum mendapatkan akses internet (blind spot) terutama daerah-daerah terpencil, terdalam dan terluar bahkan ada beberapa daerah yang belum masuk listrik ke perkampungan mereka.
  2. Masalah gawai/ ponsel pintar atau lebih dikenal dengan HP yang berteknologi android yang tidak semua anak bahkan masih banyak keluarga yang tidak mampu untuk membeli alat komunikasi yang harganya lumayan mahal menurut mereka.
  3. Masalah kuota internet, banyak para orang tua mengeluh dengan sistem PJJ daring ini karena harus membeli paket internet untuk anak-anak mereka yang otomatis akan menambah beban  pengeluaran untuk hidup mereka.
  4. Masalah berikutnya adalah masih banyak guru yang belum menguasai teknologi untuk membuat bahan pembelajaran melalui pembelajaran daring. Oleh karena itu perlu adanya pendapingan dan pelatihan bagi guru-guru oleh pemerintah setempat/ Pemda (dinas pendidikan kota/kabupaten) dalam mengelola PJJ daring.
  5. Akan adanya kesenjangan antara yang miskin dengan yang kaya dalam hal pendidikan, yang pintar dan berduit akan semakin pintar sedangkan yang miskin akan semakin tertinggal karena kurangnya informasi karena tidak mempunyai akses untuk mengikuti PJJ.

Jika permasalahan PJJ ini di biarkan berlarut-larut, maka dipastikan akan adanya kesenjangan kualitas pendidikan kita akan semakin timpang, makin besar antara siswa yang PJJ Luring melalui datang seminggu sekali ke sekolah dengan meminta tugas kepada guru dengan siswa yang mengikuti PJJ daring melalui ponsel pintar dengan berbagai informasi yang akan dia dapat dari ponsel pintarnya.

Demikian pembahasan tentang kajian tentang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) penulis berharap wabah Covid-19 ini segera berakhir agar dunia pendidikan kembali normal. Mudah-mudahan pemerintah mempunyai cara jitu untuk membuat metode PJJ ini menjadi lebih baik lagi mengingat dan memperhattikan secara mendalam  segala permasalahan yang terjadi.

0 Response to "MENGKAJI PENDIDIKAN JARAK JAUH ERA NEW NORMAL"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel